ANATOMI
DAN FISIOLOGI SYSTEM SKELETAL
DEFINISI
Rangka (skeletal) adalah bagian tubuh yg terdiri dari tulang, sendi,
dan tulang rawan (kartilago) sbg tempat menempelnya otot dan memungkinkan tubuh
untuk mempertahankan sikap dan posisi
FUNGSI TULANG
v Formasi kerangka : tulang –
tulang membentuk rangka tubuh untuk menentukan bentuk dan ukuran tubuh. Tulang
– tulang menyokong tubuh yang lain.
v Formasi sendi : tulang –
tulang membentuk persendian yang bergerak dan tidak bergerak bergantung pada
kebutuhan fungsional. Sendi yang bergerak menghasilkan pergerakan.
v Perlekatan otot : tulang –
tulang menyediakan permukaan untuk tempat melekatnya otot,tendon, dan
ligamentum.
v Sebagai pengungkit : untuk bermacam
– macam aktivitas pergerakan.
v Menyongkong berat
badan :memelihara sikap tegak tubuh manusia dan menahan gaya tarikan dan
gaya tekanan yang terjadi pada tulang sehingga dapat menjadi kaku atau lentur.
v Proteksi : tulang
membentuk rongga yang mengandung dan melindungi struktur – struktur yang halus
seperti otak, medula spenalis, jantung, paru – paru,alat – alat perut dan
panggul.
v Hemopoiesis : sumsum tulang
tempat pembentukan sel – sel darah.
v Fungsi imonologi : limfosit “B”
dan makrofag – makrofag di bentuk dalam sistem retikuloendotel sumsum tulang.
Limfosit “B” diubah menjadi sel – sel plasma membentuk antibodi guna keperluan
kekebalan kimiawi, sedangkan makrofag merupakan fagositotik.
v Penyimpanan kalsium : tulang
mengandung 97% kalsium yang terdapat dalam tubuh baik dalam bentuk anorganik
maupun garam – garam terutama kalsium fosfat. Sebagian besar fosfor disimpan
dalam tulang dan kalsium dilepas dalam darah bila dibutuhkan.
KLASIFIKASI TULANG
a) Klasifikasi
berdasarkan bentuknya
Tulang panjang : di temukan di tungkai. Fungsi dari tulang ini adalah untuk menahan berat tubuh dan berperan dalam pergerakan.
Tulang pendek : Tulang pendek berbentuk bulat pendek dan berisi sumsum merah Contohnya ruas tulang belakang, tulang pergelangan tangan, tulang pergelangan kaki, dan ruas-ruas tulang jari.
Tulang pipih : Tulang pipih berbentuk pipih. Bagian dalamnya berongga-rongga seperti spons dan berisi sumsum merah. Sumsum merah berfungsi membentuk sel-sel darah dan sel-sel darah putih. Contohnya tulang rusuk, tulang dada, tulang belikat, dan tulang pelipis.
Tulang ireguler : tulang yang bentuk tidak beraturan dan tidak termasuk kategori di atas: meliputi tulang vertebra dan tulang osikel telinga.
Tulang sesamoid :tulang kecil bulat yang masuk ke formasi persendian atau bersambungnya dengan kartilago, ligamen atau tulang lainnya. Contohnya : patela (tempurung lutut).
b) Klasifikasi
berdasarkan penyusun
· Tulang
Rawan : Tulang rawan bersifat liat dan lentur karena zat-zat antarsel
tulang banyak mengandung zat perekat dan mengandung zat kapur. Zat perekat
tulang adalah sejenis protein yang disebut kolagen. Zat ini
sangat berperan dalam proses penyambungan tulang apabila terjadi tulang retak
atau patah.Contohnya telinga, hidung, dan di ujung-ujung tulang
keras, tempat sambungan antaratulang
.
· Tulang
Keras : Tulang keras bersifat kaku dan keras karena sebagian besar
tersusun dari zat kapur dan fosfor. Makin tua umur seseorang makin tinggi kadar
zat kapur dalam tulangnnya. Itulah penyebab tulang menjadi makin keras, tidak
lentur, dan mudah patah.
PEMBAGIAN SISTEM SKELETAL
Axial Skeleton
Skull
- Os
Occipitale
- Os Parietale
- Os Temporale
- Os Frontale
- Os Sphenoid
- Os Ethmoid
- Os Maxilla
- Os Palatine
- Os Nasal
- Vomer
- Concha nasal inferior
- Os Zygomatic
- Os Lacrimal
- Mandibula
- Ossicles auditori & Os Hyoid
- Os Parietale
- Os Temporale
- Os Frontale
- Os Sphenoid
- Os Ethmoid
- Os Maxilla
- Os Palatine
- Os Nasal
- Vomer
- Concha nasal inferior
- Os Zygomatic
- Os Lacrimal
- Mandibula
- Ossicles auditori & Os Hyoid
Sternum
- Manubrium sterni
- Louis angle
- Corpus Sterni
- Processus Xyphoideus
- Louis angle
- Corpus Sterni
- Processus Xyphoideus
Ribs
- Costae vera
(1-7)
- Costae spuriae affixae (8-10)
- Costae spuriae fluctuantes (11-12)
- Costae spuriae affixae (8-10)
- Costae spuriae fluctuantes (11-12)
Vertebrae
- Cervical (7)
- Torakal (12)
- Lumbal (5)
- Torakal (12)
- Lumbal (5)
Sacrum
-Sacrum (1)
-Coccygeal (1)
Appendicular Skeleton
Upper limb bones
·
Os
Scapula
·
Os
Clavicula
·
Os
Humerus
·
Os
Radius
·
Os
Ulna
·
Os
Carpals
·
Ossa
Metacarpals
·
Ossa
Phalanges
Lower
limb bones
· Os coxae (Os Ilium, Os Ischium,Os Pubis)
· Os Femur
· Os Patella
· Os Tibia
· Os Fibula
· Os Tarsals
· Ossa Metatarsals
· Ossa phalanges
PROSES PEMBENTUKAN TULANG
Tulang terdiri dari matriks
ekstrasel dan sel tulang.
Matriks ekstrasel terdiri
dari
bagian
organik
dan
inorganik.
Sekitar
90%-95%
bagian organik matriks ekstrasel terdiri dari kolagen tipe I, proteoglikan, protein
non-kolagen, osteokalsin, osteonektin, osteopondin, trombospondin, faktor pertumbuhan, dan sitokin.
Bagian inorganik
matriks
ekstrasel terutama terdiri dari
kalsium hidroksiapatit sebagai tempat cadangan ion kalsium dan fosfat. Sel
tulang terdiri dari tiga jenis yaitu osteoblas, osteosit, dan osteoklas.
Osteoblas bertanggung jawab atas pembentukan tulang,
mineralisasi, dan ekspresi reseptor hormon paratiroid. (Eroschenko,2010) Osteoklas
adalah sel tulang multinuklear yang berasal dari prekursor hematopoietik
monosit makrofag yang merupakan fusi
dari beberapa sel mononuklear dengan tepi tidak rata dan mempunyai enzim
lisosom dalam sitoplasma. Sedangkan osteosit adalah sel tulang terbanyak,
berbentuk pipih lain saling berhubungan
melalui
jaringan
kanalikuli.
Osteosit akan mengalami
apoptosis atau fagositosis selama
resorpsi osteoklas. Osteosit juga merupakan reseptor
mekanik
yang
mengubah
stimulasi
mekanik
menjadi sinyal yang menginduksi remodelling tulang agar searah stimulasi. Kepadatan
tulang ditentukan oleh keseimbangan
dinamik antara proses pembentukan dan
resorpsi tulang. Bila pertumbuhan linear dan volume masa tulang maksimal telah
tercapai, proses remodelling bertujuan untuk mempertahankan masa tulang.
Remodelling tulang dipengaruhi
oleh estrogen, androgen, vitamin
D, hormon paratiroid, tumor necrosis
factor (TNF), dan insulin like growth factor I dan II, nutrisi, konsumsi
kalsium, dan aktivitas fisik. Proses pembentukan tulang terdiri atas
dua cara, yaitu Osifikasi Endokondral dan Osifikasi
Intramembranosa. (Eroschenko,2010
PROSES
PENYEMBUHAN TULANG
Proses penyembuhan tulang berlaku dalam 5
peringkat:
1.
Peringkat Pembekuan Darah (Heamatoma)
2.
Peringkat Proliferasi
3.
Peringkat Pembentuaan Kalus
4.
Peringkat Konsolidasi
5.
Peringkat Pembentukan Semula (Remodellin
SENDI
Pengertian
Adalah tempat dimana 2 tulang/lebih
yang saling berhubungan yang dapat menimbulkan gerak atau tidak
Komponen penunjang
sendi :
- - Ligamen : jaringa ikat penghubung tulang-tulang
- - Tendon : jaringan ikat penghubung otot dan tulang
- - Cairan synovial : cairan pelumas diujung tulang pada kapsul sendi
- - Tulang rawan hialin : jaringan tulang rawan menutupi kedua ujung tulang yang membentuk persendian
Klasifikasi sendi
- Berdasarkan jaringan penghubung
:
- · Fibrosa (biasanya sinartrosis)
- · Kartilagenosa (amfiartrosis)
- · Synovial (diartrosis)
- - Hubungan antar tulang (artikulasi) :
- · Sinartrosis (tidak ada pergerakan)
- · Amfiartrosis (gerakan terbatas)
- · Siartrosis (dapat bergerak bebas) : sendi peluru, sendi engsel, sendi pelana, sendi putar, sendi pelantar
RENTANG GERAK
(ROM )
Definisi
Latihan range of motion (ROM) adalah latihan yang dilakukan
untuk mempertahankan atau memperbaiki tingkat kesempurnaan kemampuan
menggerakan persendian secara normal dan lengkap untuk meningkatkan massa otot
dan tonus otot (Potter & Perry, 2005).
Jenis – Jenis ROM
ROM itu
ada dua jenis, yaitu :
a. ROM
Aktif, yaitu gerakan yang dilakukan oleh seseorang (pasien) dengan
menggunakan energi sendiri. Perawat memberikan motivasi, dan membimbing klien
dalam melaksanakan pergerakan sendi secara mandiri sesuai dengan rentang gerak
sendi normal (klien aktif). Keuatan otot 75 %. Hal ini
untuk melatih kelenturan dan kekuatan otot serta sendi dengan cara menggunakan
otot-ototnya secara aktif .
b. ROM
Pasif, yaitu energi yang dikeluarkan untuk latihan berasal dari orang lain
(perawat) atau alat mekanik. Perawat melakukan gerakan persendian klien sesuai
dengan rentang gerak yang normal (klien pasif). Kekuatan otot 50 %. Indikasi
latihan pasif adalah pasien semikoma dan tidak sadar, pasien dengan
keterbatasan mobilisasi tidak mampu melakukan beberapa atau semua latihan
rentang gerak dengan mandiri, pasien tirah baring total atau pasien dengan
paralisis ekstermitas total (suratun, dkk, 2008). Rentang gerak pasif ini
berguna untuk menjaga kelenturan otot-otot dan persendian dengan menggerakkan
otot orang lain secara pasif misalnya perawat mengangkat dan menggerakkan kaki
pasien.
JENIS GERAKAN
Macam-macam gerakan ROM, yaitu:
a. Fleksi, yaitu berkurangnya sudut persendian.
b. Ekstensi, yaitu bertambahnya sudut persendian.
c. Hiperekstensi, yaitu ekstensi lebih lanjut.
d. Abduksi, yaitu gerakan menjauhi dari garis tengah tubuh.
e. Adduksi, yaitu gerakan mendekati garis tengah tubuh.
f. Rotasi, yaitu gerakan memutari pusat dari tulang.
g. Eversi, yaitu perputaran bagian telapak kaki ke bagian luar, bergerak membentuk sudut persendian.
h. Inversi, yaitu putaran bagian telapak kaki ke bagian dalam bergerak
membentuk sudut persendian.
i. Pronasi, yaitu pergerakan telapak tangan dimana permukaan tangan bergerak
ke bawah.
j. Supinasi, yaitu pergerakan telapak tangan dimana permukaan tangan bergerak
ke atas.
k. Oposisi, yaitu gerakan menyentuhkan ibu jari ke setiap jari-jari tangan
pada tangan yang sama.
Daftar pustaka
Setiadi.2007. Anatomi
& fisiologi manusia.yogyakarta:graha ilmu
https://endridiyana2008.files.wordpress.com/.../anatomi-muskuloskeletal-
Daniel
s.wibowo-widjaya paryana.2009 Anatomi Tubuh Manusia.yogyakarta:graha ilmu
http://documents.tips/documents/metabolisme-tulang-dan-otot.html
Tidak ada komentar:
Posting Komentar