Kamis, 10 Desember 2015

Anfis sistem. Skeletal

ANATOMI DAN FISIOLOGI SYSTEM SKELETAL





    DEFINISI

Rangka (skeletal) adalah bagian tubuh yg terdiri dari tulang, sendi, dan tulang rawan (kartilago) sbg tempat menempelnya otot dan memungkinkan tubuh untuk mempertahankan sikap dan posisi


    FUNGSI TULANG
v Formasi kerangka : tulang – tulang membentuk rangka tubuh untuk menentukan bentuk dan ukuran tubuh. Tulang – tulang menyokong tubuh yang lain.
v Formasi sendi : tulang – tulang membentuk persendian yang bergerak dan tidak bergerak bergantung pada kebutuhan fungsional. Sendi yang bergerak menghasilkan pergerakan.
v Perlekatan otot : tulang – tulang menyediakan permukaan untuk tempat melekatnya otot,tendon, dan ligamentum.
v Sebagai pengungkit : untuk bermacam – macam aktivitas pergerakan.
v Menyongkong berat badan :memelihara sikap tegak tubuh manusia dan menahan gaya tarikan dan gaya tekanan yang terjadi pada tulang sehingga dapat menjadi kaku atau lentur.
v Proteksi : tulang membentuk rongga yang mengandung dan melindungi struktur – struktur yang halus seperti otak, medula spenalis, jantung, paru – paru,alat – alat perut dan panggul.
v Hemopoiesis : sumsum tulang tempat pembentukan sel – sel darah.
v Fungsi imonologi : limfosit “B” dan makrofag – makrofag di bentuk dalam sistem retikuloendotel sumsum tulang. Limfosit “B” diubah menjadi sel – sel plasma membentuk antibodi guna keperluan kekebalan kimiawi, sedangkan makrofag merupakan fagositotik.
v Penyimpanan kalsium : tulang mengandung 97% kalsium yang terdapat dalam tubuh baik dalam bentuk anorganik maupun garam – garam terutama kalsium fosfat. Sebagian besar fosfor disimpan dalam tulang dan kalsium dilepas dalam darah bila dibutuhkan.

KLASIFIKASI TULANG

    a)      Klasifikasi berdasarkan bentuknya

  • *    Tulang panjang : di temukan di tungkai. Fungsi dari tulang ini adalah untuk menahan berat tubuh dan berperan dalam pergerakan.
  • *   Tulang pendek : Tulang pendek berbentuk bulat pendek dan berisi sumsum merah Contohnya ruas tulang belakang, tulang pergelangan tangan, tulang pergelangan kaki, dan ruas-ruas tulang jari. 
  • *    Tulang pipih : Tulang pipih berbentuk pipih. Bagian dalamnya berongga-rongga seperti spons dan berisi sumsum merah. Sumsum merah berfungsi membentuk sel-sel darah dan sel-sel darah putih. Contohnya tulang rusuk, tulang dada, tulang belikat, dan tulang pelipis.
  • *    Tulang ireguler : tulang yang bentuk tidak beraturan dan tidak termasuk kategori di atas: meliputi tulang vertebra dan tulang osikel telinga.
  • *    Tulang sesamoid :tulang kecil bulat yang masuk ke formasi persendian atau bersambungnya dengan kartilago, ligamen atau tulang lainnya. Contohnya : patela (tempurung lutut).

   b)      Klasifikasi berdasarkan penyusun
·         Tulang Rawan : Tulang rawan bersifat liat dan lentur karena zat-zat antarsel tulang banyak mengandung zat perekat dan mengandung zat kapur. Zat perekat tulang adalah sejenis protein yang disebut kolagen. Zat ini sangat berperan dalam proses penyambungan tulang apabila terjadi tulang retak atau patah.Contohnya telinga, hidung, dan di ujung-ujung tulang  keras, tempat sambungan antaratulang
·         Tulang Keras : Tulang keras bersifat kaku dan keras karena sebagian besar tersusun dari zat kapur dan fosfor. Makin tua umur seseorang makin tinggi kadar zat kapur dalam tulangnnya. Itulah penyebab tulang menjadi makin keras, tidak lentur, dan mudah patah. 

   PEMBAGIAN SISTEM SKELETAL

  Axial Skeleton
   Skull
- Os Occipitale
- Os Parietale
- Os Temporale
- Os Frontale
- Os Sphenoid
- Os Ethmoid
- Os Maxilla
- Os Palatine
- Os Nasal
- Vomer
- Concha nasal inferior
- Os Zygomatic
- Os Lacrimal
- Mandibula
- Ossicles auditori & Os Hyoid

   Sternum
- Manubrium sterni
- Louis angle
- Corpus Sterni
- Processus Xyphoideus

   Ribs
- Costae vera (1-7)
- Costae spuriae affixae (8-10)
- Costae spuriae fluctuantes (11-12)
   Vertebrae
- Cervical (7)
- Torakal (12)
- Lumbal (5)

   Sacrum
-Sacrum (1)
-Coccygeal (1)


Appendicular Skeleton

Upper limb bones
·       Os Scapula
·         Os Clavicula
·         Os Humerus
·         Os Radius
·         Os Ulna
·         Os Carpals
·         Ossa Metacarpals
·         Ossa Phalanges

Lower limb bones
·       Os coxae (Os   Ilium, Os  Ischium,Os Pubis)
·         Os Femur
·         Os Patella
·         Os Tibia
·         Os Fibula
·         Os Tarsals
·         Ossa Metatarsals
·         Ossa phalanges


PROSES PEMBENTUKAN TULANG


Tulang   terdiri   dari   matriks   ekstrasel   dan   sel   tulang.   Matriks ekstrasel   terdiri   dari   bagian   organik   dan   inorganik.   Sekitar   90%-95% bagian organik matriks ekstrasel terdiri dari kolagen tipe I, proteoglikan, protein non-kolagen, osteokalsin, osteonektin, osteopondin, trombospondin, faktor   pertumbuhan,   dan   sitokin.   Bagian   inorganik   matriks   ekstrasel terutama terdiri dari kalsium hidroksiapatit sebagai tempat cadangan ion kalsium dan fosfat. Sel tulang terdiri dari tiga jenis yaitu osteoblas, osteosit, dan   osteoklas.  Osteoblas  bertanggung   jawab  atas   pembentukan   tulang, mineralisasi, dan ekspresi reseptor hormon paratiroid. (Eroschenko,2010) Osteoklas adalah sel tulang multinuklear yang berasal dari prekursor hematopoietik monosit  makrofag yang merupakan fusi dari beberapa sel mononuklear dengan tepi tidak rata dan mempunyai enzim lisosom dalam sitoplasma. Sedangkan osteosit adalah sel tulang terbanyak, berbentuk pipih lain   saling   berhubungan   melalui   jaringan   kanalikuli.   Osteosit   akan mengalami apoptosis atau  fagositosis selama resorpsi osteoklas. Osteosit juga   merupakan   reseptor   mekanik   yang   mengubah   stimulasi   mekanik menjadi sinyal yang menginduksi remodelling tulang agar searah stimulasi. Kepadatan  tulang ditentukan  oleh  keseimbangan dinamik antara  proses pembentukan dan resorpsi tulang. Bila pertumbuhan linear dan volume masa tulang maksimal telah tercapai, proses  remodelling  bertujuan untuk mempertahankan   masa   tulang.  Remodelling  tulang   dipengaruhi   oleh estrogen, androgen, vitamin D, hormon paratiroid,  tumor necrosis factor (TNF), dan insulin like growth factor I dan II, nutrisi, konsumsi kalsium, dan aktivitas fisik. Proses pembentukan   tulang  terdiri   atas dua   cara, yaitu  Osifikasi Endokondral dan Osifikasi Intramembranosa. (Eroschenko,2010


PROSES PENYEMBUHAN TULANG
Proses penyembuhan tulang berlaku dalam 5 peringkat:
1.             Peringkat Pembekuan Darah (Heamatoma)
2.             Peringkat Proliferasi
3.             Peringkat Pembentuaan Kalus
4.             Peringkat Konsolidasi
5.             Peringkat Pembentukan Semula (Remodellin

SENDI

Pengertian
Adalah  tempat dimana 2 tulang/lebih yang saling berhubungan yang dapat menimbulkan gerak atau tidak

Komponen penunjang sendi :
  • -      Ligamen : jaringa ikat penghubung tulang-tulang
  • -       Tendon : jaringan ikat penghubung otot dan tulang
  • -       Cairan synovial : cairan pelumas diujung tulang pada kapsul sendi
  • -      Tulang rawan hialin : jaringan tulang rawan menutupi kedua ujung tulang yang membentuk persendian


 Klasifikasi sendi
-       Berdasarkan jaringan penghubung :
  • ·         Fibrosa (biasanya sinartrosis)
  • ·         Kartilagenosa (amfiartrosis)
  • ·         Synovial (diartrosis)
  • -       Hubungan antar tulang (artikulasi) :
  • ·         Sinartrosis (tidak ada pergerakan)
  • ·         Amfiartrosis (gerakan terbatas)
  • ·        Siartrosis (dapat bergerak bebas) : sendi peluru, sendi engsel, sendi pelana, sendi putar, sendi pelantar 



        RENTANG GERAK
              (ROM )

   Definisi
Latihan range of motion (ROM) adalah latihan yang dilakukan untuk mempertahankan atau memperbaiki tingkat kesempurnaan kemampuan menggerakan persendian secara normal dan lengkap untuk meningkatkan massa otot dan tonus otot (Potter & Perry, 2005).
  
Jenis – Jenis ROM
ROM  itu ada dua jenis, yaitu :
a. ROM Aktif, yaitu  gerakan yang dilakukan oleh seseorang (pasien) dengan menggunakan energi sendiri. Perawat memberikan motivasi, dan membimbing klien dalam melaksanakan pergerakan sendi secara mandiri sesuai dengan rentang gerak sendi normal (klien aktif). Keuatan otot 75 %. Hal ini untuk melatih kelenturan dan kekuatan otot serta sendi dengan cara menggunakan otot-ototnya secara aktif .

b.  ROM Pasif, yaitu energi yang dikeluarkan untuk latihan berasal dari orang lain (perawat) atau alat mekanik. Perawat melakukan gerakan persendian klien sesuai dengan rentang gerak yang normal (klien pasif). Kekuatan otot 50 %. Indikasi latihan pasif adalah pasien semikoma dan tidak sadar, pasien dengan keterbatasan mobilisasi tidak mampu melakukan beberapa atau semua latihan rentang gerak dengan mandiri, pasien tirah baring total atau pasien dengan paralisis ekstermitas total (suratun, dkk, 2008). Rentang gerak pasif ini berguna untuk menjaga kelenturan otot-otot dan persendian dengan menggerakkan otot orang lain secara pasif misalnya perawat mengangkat dan menggerakkan kaki pasien.

JENIS GERAKAN
Macam-macam gerakan ROM, yaitu:
a.       Fleksi, yaitu berkurangnya sudut persendian.
b.       Ekstensi, yaitu bertambahnya sudut persendian.
c.        Hiperekstensi, yaitu ekstensi lebih lanjut.
d.      Abduksi, yaitu gerakan menjauhi dari garis tengah tubuh.
e.       Adduksi, yaitu gerakan mendekati garis tengah tubuh.
f.       Rotasi, yaitu gerakan memutari pusat dari tulang.
g.  Eversi, yaitu perputaran bagian telapak kaki ke bagian luar, bergerak        membentuk sudut persendian.
h.   Inversi, yaitu putaran bagian telapak kaki ke bagian dalam bergerak membentuk  sudut persendian.
i.   Pronasi, yaitu pergerakan telapak tangan dimana permukaan tangan bergerak ke bawah.
j. Supinasi, yaitu pergerakan telapak tangan dimana permukaan tangan bergerak ke atas.
k. Oposisi, yaitu gerakan menyentuhkan ibu jari ke setiap jari-jari tangan pada tangan yang sama.


Daftar pustaka
Setiadi.2007. Anatomi & fisiologi manusia.yogyakarta:graha ilmu
https://endridiyana2008.files.wordpress.com/.../anatomi-muskuloskeletal-
Daniel s.wibowo-widjaya paryana.2009 Anatomi Tubuh Manusia.yogyakarta:graha ilmu
http://documents.tips/documents/metabolisme-tulang-dan-otot.html

Tidak ada komentar:

Posting Komentar